KOrang stress? Tersangat Stress?? Hehehe apa kata korang bawa geng-geng korang secara beramai-ramai buat macam mana orang di negara China ini melepaskan stress mereka. Biasanya 'perang bantal' ni hanya dilakukan dalam kalangan suami isteri atau kawan-kawan terdekat, tetapi amat berbeza dengan mereka di China. Ikuti laporan yang sedikit aku edit wakakakakaka..JOM!!
Gelombang bantal yang bertuliskan nama bos dan guru memenuhi udara ketika ratusan orang berkumpul di Shanghai untuk perang bantal besar-besaran.
Perang bantal diadakan secara tahunan agar warganya boleh melepaskan stres sehari-hari dengan menggebuk bantal. Acara yang sudah diselenggarakan selama lima tahun ini mampu menarik banyak peserta.
Bahkan, dari tahun ke tahun terjadi lonjakan minat peserta yang sangat besar, terutama dari pekerja muda pejabat dan mahasiswa. Sehingga penganjur terpaksa mengadakan dua malam acara perang bantal sebelum Hari Natal dan merencanakan satu acara lagi pada 30 Desember.
"Sekarang ada banyak pekerja pejabat dan mahasiswa yang menghadapi tekanan sangat berat di tempat kerja dan sekolah. Kami berharap boleh memberi mereka saluran untuk meringankan tekanan mereka sebelum akhir tahun," kata Eleven Wang, penganjur dan 'founder' di balik acara tersebut.
"Kadang-kala kita menghadapi tekanan dari bos, guru dan ujian kita, jadi hari ini kita jadi gila. Setiap orang ingin menulis di bantal nama mata pelajaran ujian, guru dan bos mereka, dan menikmati serta menyalurkan stress mereka sampai sepuasnya," ia menambahkan.
"Setelah menyalurkan stress, kita kembali dapat menghadapi hidup sehari-hari kita dengan penuh kenikmatan," katanya.
Bantal dibagikan di pintu saat peserta memasuki ruangan, lalu emosi disulut oleh konser musik rock, dan banyak orang di ruang acara itu bergoyang dan mengayunkan bantal mereka mengikuti irama musik.
Lalu tibalah saat bertempur.
Bantal memenuhi udara, dan banyak "petempur" memilih untuk melemparkan dan bukan menggunakan bantal mereka untuk menghentam! lawan.
Beberapa peserta yang tak beruntung menerima pukulan bantal bertubi-tubi di kepala mereka, tapi kebanyakan peserta malah dengan suka-rela terjun ke dalam "kekacauan".
"Saya benar-benar menikmati perkelahian tersebut. Tetapi teman saya tak berguna. Ia cuma bergabung sebentar saja dan tak bisa melanjutkan. Ia takut dipukuli oleh orang lain," kata Chen Yi, yang berusia 24 tahun.
"Saya kira itu sangat bermanfaat. Saya cuma bekerja terlalu banyak (di kantor saya) dan tak pernah beristirahat serta selalu berkeringat. Jadi saya merasa nyaman," katanya.
Seorang peserta lain, Yang secara berkelakar mengatakan mereka menikmati pengalaman itu sekalipun mereka akhirnya menjadi orang yang diserang dan bukan penyerang.
"Saya tak tahu siapa yang mendorong saya, tapi tiba-tiba saya berada di tumpukan bantal, tempat saya menjadi sasaran banyak orang, dan dipukuli oleh segala macam orang," kata mahasiswa yang bernama Zhu Shishan. "Berarti banget!"
Gelombang bantal yang bertuliskan nama bos dan guru memenuhi udara ketika ratusan orang berkumpul di Shanghai untuk perang bantal besar-besaran.
Perang bantal diadakan secara tahunan agar warganya boleh melepaskan stres sehari-hari dengan menggebuk bantal. Acara yang sudah diselenggarakan selama lima tahun ini mampu menarik banyak peserta.
Bahkan, dari tahun ke tahun terjadi lonjakan minat peserta yang sangat besar, terutama dari pekerja muda pejabat dan mahasiswa. Sehingga penganjur terpaksa mengadakan dua malam acara perang bantal sebelum Hari Natal dan merencanakan satu acara lagi pada 30 Desember.
"Sekarang ada banyak pekerja pejabat dan mahasiswa yang menghadapi tekanan sangat berat di tempat kerja dan sekolah. Kami berharap boleh memberi mereka saluran untuk meringankan tekanan mereka sebelum akhir tahun," kata Eleven Wang, penganjur dan 'founder' di balik acara tersebut.
"Kadang-kala kita menghadapi tekanan dari bos, guru dan ujian kita, jadi hari ini kita jadi gila. Setiap orang ingin menulis di bantal nama mata pelajaran ujian, guru dan bos mereka, dan menikmati serta menyalurkan stress mereka sampai sepuasnya," ia menambahkan.
"Setelah menyalurkan stress, kita kembali dapat menghadapi hidup sehari-hari kita dengan penuh kenikmatan," katanya.
Bantal dibagikan di pintu saat peserta memasuki ruangan, lalu emosi disulut oleh konser musik rock, dan banyak orang di ruang acara itu bergoyang dan mengayunkan bantal mereka mengikuti irama musik.
Lalu tibalah saat bertempur.
Bantal memenuhi udara, dan banyak "petempur" memilih untuk melemparkan dan bukan menggunakan bantal mereka untuk menghentam! lawan.
Beberapa peserta yang tak beruntung menerima pukulan bantal bertubi-tubi di kepala mereka, tapi kebanyakan peserta malah dengan suka-rela terjun ke dalam "kekacauan".
"Saya benar-benar menikmati perkelahian tersebut. Tetapi teman saya tak berguna. Ia cuma bergabung sebentar saja dan tak bisa melanjutkan. Ia takut dipukuli oleh orang lain," kata Chen Yi, yang berusia 24 tahun.
"Saya kira itu sangat bermanfaat. Saya cuma bekerja terlalu banyak (di kantor saya) dan tak pernah beristirahat serta selalu berkeringat. Jadi saya merasa nyaman," katanya.
Seorang peserta lain, Yang secara berkelakar mengatakan mereka menikmati pengalaman itu sekalipun mereka akhirnya menjadi orang yang diserang dan bukan penyerang.
"Saya tak tahu siapa yang mendorong saya, tapi tiba-tiba saya berada di tumpukan bantal, tempat saya menjadi sasaran banyak orang, dan dipukuli oleh segala macam orang," kata mahasiswa yang bernama Zhu Shishan. "Berarti banget!"
Yang ni pula video perang tu..
akukata : wow..nampak syok jer mcm ni kan?
Post a Comment
Korang rasa ada sesuatu yang nak di katakan? jangan simpan, kongsikan bersama...